Jakarta, ARL – Kasus positif Covid-19 akibat varian Omicron di Indonesia sudah mencapai 152 kasus. Data tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Dari angka tersebut, lanjut Luhut, sekitar 23%-nya dipastikan sudah sembuh.
“Jadi jumlah kasus Omicron Indonesia sekarang 152, lalu yang sudah sembuh 23% dari situ,” ujar Luhut dalam konferensi pers secara daring pada Senin (3/1/2022).
Lonjakan cepat dalam jumlah kasus Omicron telah menjadi sumber keprihatinan utama. Beberapa negara telah terkena dampak dan pejabat kesehatan di seluruh dunia telah mendesak orang untuk mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan.
Sesuai Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), varian Covid baru terus menimbulkan risiko ‘sangat tinggi’ bagi populasi umum dan dapat membanjiri sistem perawatan kesehatan.
Melansir Times of India, mengingat kekacauan seperti itu, para ilmuwan dan profesional medis mengamati dengan cermat varian baru dan mengawasi setiap perkembangan baru.
Sementara sebagian besar gejala yang terkait dengan varian Covid baru tetap sama, ada beberapa gejala baru yang dilaporkan pada mereka yang terinfeksi Omicron, bahkan pada yang divaksinasi penuh.
Sampai sekarang, varian Omicron telah dikaitkan dengan infeksi ringan, yang mengakibatkan sejumlah gejala yang menyerupai flu biasa. Sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, merasa lelah dan sering bersin mungkin terasa seperti pilek atau flu biasa.
Namun, Profesor Tim Spector, Kepala aplikasi studi ZOE Covid Inggris, mendesak semua orang yang menderita gejala seperti pilek untuk segera dites.
Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi melalui awak media menyampaikan bahwa kasus baru merupakan pelaku perjalanan luar negeri yang terdiri dari 16 WNI, 5 WNA.
Ia menambahkan negara kedatangan paling banyak untuk saat ini adalah Arab Saudi, dan Turki. Sampai saat ini kasus Omicron di Indonesia kebanyakan dari pelaku perjalanan luar negeri.
“Adanya kasus Omicron Indonesia karena adanya perjalanan dari beberapa negara seperti Arab Saudi dan Turki, sehingga masyarakat diimbau untuk mempertimbangkan berlibur ke sana. Pengetatan di pintu masuk negara terus dilakukan, terutama di perbatasan laut, dan darat. Positivity rate di pintu masuk laut dan darat 10 kali lebih tinggi daripada di udara, “sampainya.
Ia mengimbau masyarakat untuk mengurangi mobilitas dan tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan.
“Kesadaran diri dan menahan keinginan berpergian harus dilakukan. Saya meminta masyarakat untuk bekerja sama mencegah penularan virus COVID-19 dengan menahan diri tidak bepergian,” ucapnya.
Hotline Virus Corona 119 ext 9. Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (D2) Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat(**)