Bengkulu, Annirell,Com — Sebagian orang belum mengenal figur seorang dr Hamzah MM. Kelahiran Aceh yang berbaur dengan Warga Lembak (Isteri), dengan pengabdiannya sebagai Dokter Bengkulu bukanlah anak kemaren sore.
dr Hamzah yang sudah malang melintang memimpin beberapa rumah sakit seperti RS Ummi yang mulanya Klinik berkembang menjadi Rumah Sakit dan RS Raflesia yang sangat berkembang pesat saat sekarang ini.
Dalam masa kepemimpinannya menahkodai RS Raflesia selama 11 Tahun, dr Hamzah dengan manajemen kepemimpinannya, berhasil mengatasi berbagai permasalahan terutama masalah keuangan, dimana ia memakai Akuntan Publik dalam mengaudit rumah sakit yang dipimpinnya dengan hasil wajar tanpa syarat.
“Alhamdulillah Rumah Sakit yang saya pimpin mengalami kemajuan dan surplus. 11 tahun dalam memimpin RS Raflesia dalam pertanggungjawaban masalah keuangan, saya menggunakan Akuntan Publik dengan hasil audit Wajar Tanpa Syarat,” beber dr Hamzah MM
Selain berprofesi seorang Dokter, dr Hamzah MM pernah menjadi pemimpin fakultas di salah Perguruan Tinggi yang berada di Bengkulu Utara. Selain itu ia juga menjadi ketua salah satu Perguruan Tinggi Kesehatan yang ada di Kota Bengkulu.
“Alhamdulillah selama saya memimpin nama saya tidak cacad. Pernah saya menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan di Unras selama 3 tahun. Selain itu saya juga dipercayakan menjadi Ketua Yayasan Tri Mandiri Sakti selama 7 tahun pada awal pendiriannya,” imbuhnya.
Adapun dalam organisasi, ia juga luwes dan dipercayai menjadi Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ketua IDI Wilayah/Cabang, dan hingga sekarang menjadi Pengurus Besar IDI Pusat.
“Secara organisasi saya diamanahkan menjadi Ketua IDI dan IDI Wilayah/Cabang dua Periode. Dan Alhamdulillah atas kepercayaan kepada saya, sekarang menjadi sebagai Pengurus Besar IDI di Jakarta dan Dewan Pertimbangan IDI untuk di Bengkulu,” jelasnya.
Jiwa Kepemimpinan dr Hamzah dapat terlihat dan terukur bukan hanya sekedar disiplin keilmuannya saja, namun kepiawaiannya baik dalam hal mengatur / manage Sumber Daya Manusianya, dan juga kedekatan emosional dengan para staf dan dokter lain didalam memimpin rumah sakit. Hal ini terlihat tidak hanya lima tahun menjabat, namun dipercayakan memimpin rumah sakit lebih dari itu. (RYO)