Kota Bengkulu >> Wakil Walikota (Wawakot) Bengkulu Dedy Wahyudi usai kunkernya dari Lampung, Rabu sore (31/8/2022) bergegas menuju ke beberapa titik banjir yang melanda Kota Bengkulu. Adapun inspeksinya ini dimulai dari Kelurahan Sukamerindu hingga Tanjung Agung Kota Bengkulu. Wakil Walikota Dedy Wahyudi bersama jajaran Pemkot Bengkulu terjun langsung ke genangan air yang tingginya paha orang dewasa. Sepanjang jalan ia terus memperhatikan sekitar kawasan dan menanyakan kenapa genangan air tak kunjung surut.
Terlihat jalan yang sering dilalui warga terkepung banjir dan akses jalan tertutup. Tanpa ragu, Dedy bersama jajaran tetap melalui jalan tersebut dan menyempatkan diri mengecek kondisi rumah warga dan berinteraksi dengan masyarakat langsung.
Setelah mengecek keadaan, Dedy menemukan beberapa penyebab banjir yang tak kunjung surut. Diantaranya ialah masalah curah hujan tinggi, banjir kiriman, meluapnya sungai Bengkulu hingga kurangnya normalisasi sungai dan drainase.
“Ya, penyebab pertama banjir yang terjadi pada tahun ini salah satunya curah hujan yang begitu tinggi, kedua kita melihat Kota Bengkulu seharian tidak hujan, tapi air juga tidak surut karena di gunung masih hujan, artinya ini banjir kiriman,” ungkap Dedy didampingi jajaran di tengah kepungan banjir.
Iapun menambahkan, banjir kali ini menjadi ajang evaluasi pemerintah, salah satunya terkait normalisasi drainase.
“Kita bersama PUPR terus melakukan evaluasi. Pertama kita ada program normalisasi drainase dan sungai tentu yang kewenangan Kota Bengkulu. Tapi kalau kewenangannya nasional maka kami akan menyampaikan dengan pemerintah pusat,” sampainya.
Di tengah kerumunan masyarakat, Dedy turut mengungkapkan rasa prihatin akan musibah banjir yang menimpa.
“Musibah ini datangnya dari Allah, kita tidak bisa menolak tinggal lagi bagaimana kita bijak menghadapi musibah ini dan pasti ada hikmah dibalik setiap musibah,” tambahnya.
Tetapi pemerintah tak tinggal diam melihat musibah ini. Pemerintah bersama stakeholder berbondong-bondong memberikan bantuan, entah itu logistik, air bersih ataupun bantuan lainnya.
“Disini pemerintah tidak tinggal diam, kami memastikan masyarakat yang tidak bisa memasak kita buatkan dapur umum. Ada kurang lebih 3000-5000 nasi bungkus yang sudah di distribusikan baik di kawasan Sukamerindu, Sawah Lebar, Rawa Makmur. Dan ini belum cukup karena yang terkena dampaknya puluhan ribu. Maka ada yang buka dapur umum mandiri, ada juga tadi bantuan dari Unib, Pelindo, PLN, Powerchina serta stakeholder dan juga dermawan lainnya. Mohon kita ketuk nurani kita untuk membantu sesama,” terangnya.
Ditanya soal pintu air yang tak berfungsi dan sungai Bengkulu yang meluap di Kelurahan Tanjung Agung, Dedy berencana melakukan koordiansi ke balai sungai dan pemerintah setempat yang bertanggungjawab.
“Kita akan melakukan koordinasi dengan balai sungai bagaimana ke depan kita minta untuk melakukan normalisasi. Dan saat ini kami Pemkot Bengkulu sedang mengusulkan ke pemerintah pusat untuk membangun waduk, semacam kolam retensi kurang lebih 5 hektare dan satu lagi 3 hektare,” tuturnya.
Dengan adanya kolam retensi, Dedy berharap bisa sedikit mengurangi dampak banjir. Sedangkan yang jangka panjangnya tentu pemerintah harus betul-betul normalisasi sungai, kemudian membuat bendungan, dengan tujuan tidak menyebrang ke daerah bantaran sungai. (***)