Kota Bengkulu >> Mahasiswa dari beberapa Perguruan Tinggi serta beberapa Organisasi Mahasiswa kembali turun ke jalan tuntut mengenai Kebijakan Pemerintah soal Kenaikan BBM. Demontrasi / aksi protes yang diikuti ribuan mahasiswa memenuhi jalan tepatnya didepan kantor DPRD Provinsi Bengkulu, guna menuntut kenaikan harga BBM untuk segera dicabut, Selasa (13/09).
Awalnya mahasiswa menuntut seluruh anggota DPRD Provinsi Bengkulu untuk hadir menemui pendemo. Sedangkan unsur pimpinan yakni Ketua DPRD Provinsi Iksan Fajri, Waka 1 Samsu Amanah, Waka 3 Erna Sari Dewi, Ketua komisi 1 Dempo Xler, Ketua Fraksi dan perwakilan dari partai politik, namun mahasiswa bersikeras untuk dihadirkan semua.
Begitupun Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah ikut menemui mahasiswa, beserta 19 anggota DPRD Provinsi Bengkulu.
“Saya dari jam 11.30 WIB menunggu adek-adek mahasiswa untuk berdialog, apa yamg menjadi tuntutan yakni kenaikan harga BBM merupakan kebijakan pusat, namun tetap kami akan sampaikan apa yang diinginkan dari masyarakat Bengkulu sebagai masukan kebijakan pemerintah pusat,” ujar Gubernur Rohidin.
Setelah negosiasi dengan para mahasiswa yang berdemo, akhirnya disepakati menerima berapapun jumlah anggota Dewan yang ada saat itu.
Disaat usai negosiasi tersebut, Ketua Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu Dempo Xler menerangkan bahwa aksi ini sebagai kekuatan moral dari mahasiswa, perlu adamya kontrol kinerja pemerintah.
“Aksi ini sangat baik dilakukan mahasiswa, sebagai Power Moral untuk mengontrol pemerintah, begitupun DPRD sehingga perlu check and balance kepada pemerintah agar stabil. Kenaikan BBM merupakan keputusan pemerintah pusat, namun dengan adanya aksi ini mungkin pemerintah pusat ada penilaian lain untuk hal yang dituntut. Kita akan sampaikan kepusat, apa yang menjadi tuntutan mahasiswa yang notabene masyarakat Bengkulu,” ungkap Politisi PAN Dempo.
Namun alhasil, dari negosiasi dan apa yang dikehendaki mahasiswa untuk duduk bersama ditengah-tengah mahasiwa, namun dikarenakan mahasiswa berkehendak untuk masuk menduduki kantor DPRD Provinsi Bengkulu, dengan alasan anggota dewan yang tidak hadir semua, dan dipastikan tidak bisa menghadirkan semua, akhirnya Anggota Dewan berserta Gubernur kembali ke dalam Kantor DPRD Provinsi. Ditengah kondisi mahasiswa diminta untuk bubar semakin mendesak maju menduduki Kantor DPRD Provinsi, maka akhirnya keadaan chaos/ ricuh. Dari demonstrasi ini ada tiga orang mahasiswa yang di bawa ke Polres Kota Bengkulu, dan sewaktu akan dikonfirmasi ke Kapolres Andi Dady ternyata ia pergi meninggalkan para wartawan tanpa memberikan penjelasan. (***)